MAN IC Gowa Praktik Pernikahan

Cinta di Bingkai Syariat

Pada Senin (12/05/2025) dalam balutan nuansa adat Sulawesi Selatan yang kental, kegiatan bertajuk "Praktik Pernikahan" digelar dengan penuh semangat edukatif dan religius, melibatkan 90 siswa-siswi kelas X dan XI di Aula Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia (IC) Gowa.

Kegiatan ini merupakan bagian dari praktik Mata Pelajaran (Mapel) Fikih yang dirancang untuk menyelami nilai-nilai hakiki pernikahan dalam perspektif hukum Islam dan adat lokal. Prosesi yang dilangsungkan menyerupai pernikahan sungguhan, lengkap dengan akad, mahar simbolis, saksi, hingga petuah pernikahan yang menggambarkan betapa agungnya institusi pernikahan sebagai bagian dari syariat dan budaya.

Dalam kegiatan ini turut hadir tokoh-tokoh penting sebagai penguat nilai dan makna pernikahan, antara lain Kepala MAN IC Gowa, Burhanuddin, Penghulu dan Penyuluh dari KUA Kecamatan Parangloe, serta narasumber inspiratif dari Fatayat NU Sulawesi Selatan.

Kepala Madrasah, Burhanuddin, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang mendalam atas antusiasme seluruh pihak.

"Pernikahan bukan sekadar prosesi, melainkan fondasi membangun peradaban. Melalui praktik ini, kami ingin menanamkan pemahaman sejak dini bahwa cinta yang benar adalah cinta yang diridai oleh agama dan negara. Mendidik dengan cinta, membimbing dengan syariat", ungkapnya semangat.

Sementara itu, koordinator kegiatan, Muhammad Rasyidi, pengampu Mapel Fikih, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan menanamkan nilai-nilai keilmuan secara aplikatif.

"Ilmu tanpa praktik bagaikan pelita tanpa cahaya. Praktik pernikahan ini sebagai upaya mendekatkan teori kepada realitas, menjembatani konsep dengan kearifan lokal," tuturnya.

Dengan dukungan dari para pemateri dan tokoh agama, para siswa menjadi peserta dan juga pelaku aktif yang berperan sebagai wali, penghulu, pengantin, hingga saksi sehingga suasana edukasi berubah menjadi pengalaman mendalam yang menyentuh sisi emosional dan spiritual.

Hasil kegiatan ini diharapkan mampu memberikan pemahaman yang menyeluruh kepada peserta didik tentang pentingnya pernikahan sebagai ikatan suci yang sah secara hukum dan agama. Dengan pembelajaran berbasis praktik seperti ini, diharapkan madrasah mencetak generasi cerdas secara akademik dan matang dalam spiritual dan sosial.

Kegiatan ini membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya diukur dari ujian tulis, tetapi juga dari keberanian menghidupkan nilai-nilai dalam tindakan.